Rabu, 13 November 2013

Tugas ISD 2 - Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Nama : Achmad Syarif H.
Kelas : 1KA15
NPM : 10113100
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar


Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan komponen-komponen yang penting dalam suatu kehidupan sosial. Dari individu-individu yang berkumpul di suatu tempat maka lahirlah penduduk, kemudian dari penduduk tersebut lahirlah masyarakat dimana penduduk yang mendiami suatu daerah dan memiliki suatu ciri khas yaitu kebudayaan.


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
  1. Kelahiran (fertilitas)
    • Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikut ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
      1. Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
        • Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
        • Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
        • Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
        • Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
      2. Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya.Adapun ukurannya adalah:
        • Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
        • Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
        • Net Reproduction Rates (NRR) adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
    • Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :
      • Kepercayaan dan agama, faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama untuk kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
      • Tingkat Pendidikan, Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
      • Kondisi Perekonomian, Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu Negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
      • Kebijakan Pemerintah, Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil. Misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
      • Adat istiadat di Masyarakat, Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk, Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
      • Kematian dan Kesehatan, Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
      • Struktur Penduduk, Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non-produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
  2. Kematian (mortalitas)
    • Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun. Tingkat mortalitas dapat dihitung dengan empat cara, yaitu:
      1. Angka kematian kasar / Crude Death Rate (CDR)
        • angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin pada periode tertentu.
        • Tinggi rendahnya tingkat kematian kasar dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
          1. Rendah, jika angka kematian 9 – 13
          2. Sedang, jika angka kematian 14 – 18
          3. Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18
      2. Angka kematian khusus menurut alasan tetenu / Cause Specific Death Rate (CSDR)
        • Jumlah penduduk yang meninggal dikarenakan adanya sebab tertentu (penyakit, kecelakaan dan sebagainya) pada setiap 1000 orang penduduk.
      3. Angka kematian khusus menurut umur tertentu / Age Spesific Death Rate (ASDR)
        • Jumlah penduduk yang meningggal pada setiap 1000 orang yang berada pada kelompok usia yang sama. Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka in tinggi, sedangkan pada kelompok muda jauh lebih rendah.
      4. Angka kematian bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
        • Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu yang lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
        • Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
  3. Migrasi
    • Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
    • Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi :
      • Faktor individu.
      • Faktor yang terdapat di daerah asal.
      • Faktor yang terdapat di daerah tujuan.
      • Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan.
    • Macam-Macam Migrasi :
      1. Migrasi masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
      2. Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal
      3. Migrasi neto (net migration), yaitu merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
      4. Migrasi bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
      5. Migrasi total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang
      6. Migrasi internasional (international migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
      7. Migrasi semasa hidup ((life time migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya
      8. Migrasi parsial (partial migration), yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan
      9. Arus migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu
      10. Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam didaerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota
      11. Transmigrasi (transmigration), yaitu pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan didalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang
Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
  1. Zaman Batu
    •  Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu (karena tak memiliki teknologi yang lebih baik). Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Paleolitikum, Mesolitikum,Megalitikum dan Neolitikum, yang masing-masing dipilah-pilah lagi lebih jauh
      1. Palaeolithikum, disebut juga zaman batu tua atau masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Alat-alat dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar, tak diasah atau dihaluskan. Manusianya belum bertempat tinggal tetap, masih mengembara. Alat yang dihasilkan antara lain kapak perimbas, alat serpih (flakes) dan alat tulang. (Pesponegoro dan Notosusanto, 2010).
      2. Mesolithikum, atau zaman batu tengah. Disebut juga masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Alat-alat jaman ini masih menyerupai alat-alat palaeolithikum. Orang ini sudah mulai bertempat tinggal tetap. Hasil kebudayaan masa ini yang khas adalah alat tulang dan kerang, sampah kerang (kjokkenmodinger) dan abris sous roche dan kapak Sumatra. (Pesponegoro dan Notosusanto, 2010).
      3. Megalithikum, hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka.
      4. Neolithikum, ata zaman batu muda dikenal juga sebagai masa bercocok tanam. Alat-alat batu sudah diasah dan diupam, sehingga halus dan banyak pula yang indah sekali. Kecuali tembikar sudah pula dikenal tenunan. Orang sudah bertempat tinggal tetap dan bercocok tanam. Pada masa ini menghasilkan alat seperti beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, alat pemukul kulit kayu (Pesponegoro dan Notosusanto, 2010)
  2. Zaman Logam
    • Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas.
      1. Zaman tembaga, Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja.
      2. Zaman Perunggu, bagian dari sistem tiga zaman untuk masyarakat prasejarah dan terjadi setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayah di dunia. Sebagian besar perkakas perunggu yang tersisa adalah alat atau senjata, meskipun ada beberapa artefak ritual yang tersisa. Waktu dimulainya Zaman Perunggu berbeda-beda pada setiap kebudayaan.
      3. Zaman Besi, Dalam arkeologi, Zaman Besi adalah suatu tahap perkembangan budaya manusia di mana penggunaan besi untuk pembuatan alat dan senjata sangat dominan. Penggunaan bahan baru ini, di dalam suatu masyarakat sering kali mencakup perubahan praktik pertanian, kepercayaan agama, dan gaya seni, walaupun hal ini tidak selalu terjadi. Zaman Besi adalah periode utama terakhir dalam sistem tiga zaman untuk mengklasifikasi masyarakat prasejarah, yang didahului oleh Zaman Perunggu. Kekerasan besi, titik lebur yang tinggi, dan sumber bijih besi yang melimpah, membuat besi lebih dipilih dan murah dari pada perunggu, yang memengaruhi dipilihnya besi sebagai logam yang paling umum digunakan.
  3. Zaman Modern
    • Zaman modern biasanya merujuk pada tahun-tahun setelah 1500. Tahun tersebut ditandai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur, penemuan Amerika oleh Christopher Columbus, dimulainya Zeitgeist dan reformasi gereja oleh Martin Luther.
    • Masa modern ditandai dengan perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan, politik, dan teknologi. Dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seni modern, politik, iptek, dan budaya tak hanya mendominasi Eropa Barat dan Amerika Utara, namun juga hampir setiap jengkal daerah di dunia. Termasuk berbagai macam pemikiran yang pro maupun yang kontra terhadap dunia Barat. Peperangan brutal dan masalah lain dari masa ini, banyak diakibatkan dari pertumbuhan yang cepat, dan hubungan antara hilangnya kekuatan norma agama dan etika tradisional. Hal ini menimbulkan banyak reaksi terhadap perkembangan modern. Optimisme dan kepercayaan dalam proses yang berjalan di tempat telah dikritik oleh pascamodernisme sementara dominasi Eropa Barat dan Amerika Utara atas benua lain telah dikritik oleh teori pascakolonial.
    • Sekarang merupakan zaman modern di mana berbagai peradaban manusia terjadi. Bermunculan hasil karya cipta manusia dalam menjalani kehidupan di mana mempermudah aktivitas kehdupan manusia. Tidak jarang manusia meninggalkan kebiasaan lamanya guna beralih menggunakan teknologi yang baru. Masyarakat menganggap bahwa dengan teknologi akan membawa dirinya pada kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Teknologi dalam bidang komunikasi, transportasi, pangan, dan lainnya telah mengantarkan perubahan pola perilaku masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, masih ada saja daerah tertentu yang tidak mau meninggalkan alat tradisional yang telah melekat lama di daerah mereka.
    • Efek dari perkembanan zaman yang begitu pesat mengakibatkan manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungan ynag menuntut masyarakat tidak seperti air yang mengalir begitu saja mengikuti keadaan lingkungan. Masyarakat seharusnya mampu mengendalikan dirinya agar tetap konsisten terhadap kondisi dirinya. Lingkungan pada zaman modern ini terlihat begitu cepatnya pertukaran informasi ke berbagai tempat. Masyarakat seharusnya mampu menganalisa informasi tersebut karena informasi ini tidak berasal dari lingkup dalam negeri tetapi juga di seluruh pelosok dunia. Tidak jarang berbagai budaya asing yang bertolak belakang dengan budaya kita masuk begitu saja dengan mudah.
    • Zaman modern memuntut manusia menjadi makhluk materialisme karena mereka akan dihadapkan dengan kebutuhan dunia yang menjanjikan kebahagiaan dalam hidup mereka. Tidak jarang karir masyarakat saat ini tidak berorientasi pada pemecahan masalah dalam masyarakat sesuai bidang mereka tetapi oreintasi materi belaka. Hal ini akan menjadikan kalangan orangtua cenderung melepas kewajiban untuk mendidik buah hatinya dengan menggantikan dengan bentuk kepedulian berupa harta. Anak sekarang hanya memperoleh pemenuhan kebutuhan mereka tanpa adanya bimbingan dan kontrol dari orangtua sehingga anak bebas membelanjakan harta pemberian dari orangtua. Tidak jarang penyimpangan perilaku anak begitu jelas di mata saat ini. Semua terjadi di semua kalangan dan daerah mana pun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar